Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Hati-hati Pengaruh Kesehatan Makan Mi Instan Pakai Nasi

Jakarta - Makan mie instan pakia nasi sudah menjadi kebiasaan bak orang Indonesia. Lazimnya, mie bisa menjadi nasi karena sama-sama memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Namun, kebanyakan orang Indonesia biasanya merasa ada yang kurang ketika makan tanpa nasi. Alhasil, saat menyantap mie pun mereka selalu menambahkannya dengan nasi. Menurut ahli penyakit dalam Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, mie dan nasi sama-sama mengandung karbohidrat sehingga nilai kalorinya sangat tinggi jika dikonsumsi bersamaan. Jika serng dilakukan, tentu hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan.   Bahaya Makan nasi dengan mie instan Di dalam 100 gram nasi putih (sekitar 1 centong nasi) mengandung sekitar 152 kalori. Sementara itu, satu bungkus mie instan mengandung sekitar 350 kalori. Jika kita konsumsi bersama, tentu asupan kalori yang kita terima dalam satu kali makan sudah mapai 500 kalori lebih hanya dari nasi dan mie saja. Kalori berlebihan akan disimpan sebagai lemak oleh tub...

Sebuah Rumor yang Masih Tabuh Mengatakan Covid-22 Lebih Berbahaya dari Varian Delta

Jakarta -  Seorang ilmuwan memperingatkan potensi munculnya varian super infection corona 'COVID-22' yang disebutnya lebih ganas ketimbang varian Delta di masa depan. Pernyataan itu lantas menuai kontroversi dan menjadi viral di media sosial Twitter. Klaim itu pertama kali disampaikan oleh profesor imunologi dari ETH Zurich di Swiss, Prof. dr. Sai Reddy, dalam wawancara bersama media lokal, Blick. Ia mengatakan bahwa kombinasi dari stress yang ada saat ini dapat menghasilkan fase pandemi baru dan lebih berbahaya dari sebelumnya. "COVID-22 bisa memberi dampak lebih buruk dari apa yang kita alami saat ini," kata Reddy, sebagaimana dikutip Mirror. Menyoal Kebenaran 'COVID-22'. Pernyataan Reddy soal COVID-22 menjadi viral di media sosial Twitter. Banyak netizen yang mempertanyakan benarkah COVID-22 akan muncul? Sementara yang lain khawatir dengan ancaman COVID-22 tersebut. Faktanya, Organisasi Kesehatan Dunia (THAT), sampai organisasi pengendalian dan pencegahan p...

Apa Perbedaannya Vaksin Moderna Dan Vaksin Pfizer? Berikut Penjelasannya

Jakarta - Indonesia baru saja menerima vaksin COVID-19 Pfizer sebanyak 1.560.780 dosis, Kamis (19/8/2021). Seiring itu, pemerintah juga mulai memberikan vaksin COVID-19 Moderna kepada masyarakat umum sebagai dosis 1 dan 2, dan kepada tenaga kesehatan sebagai booster atau dosis ke-3. Lantaran sama-sama berbasis mRNA, kedua jenis vaksin COVID-19 ini diyakini memiliki tingkat efikasi paling tinggi melawan infection Corona, termasuk varian Delta yang kini merebak dan diketahui menular lebih cepat. Keduanya juga sama-sama bisa mencegah gejala berat dan kematian akibat COVID-19. Berikut rangkuman terkait lima perbandingan utamanya: 1. Efikasi vaksin Dalam penerbitan izin penggunaan darurat (EUA), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memaparkan efikasi vaksin Moderna setinggi 86,4 hingga 94, 1 persen. "Untuk data efikasi berdasarkan data uji klinik fase 3 menunjukkan adanya 94,1 persen pada kelompok usia 18 sampai 65 tahun dan 86,4 persen pada usia di atas 65 tahun...

Hati-hati, Hindari Membuka Masker Walau Hanya Sebentar Untuk Berfoto

Jakarta - Pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, bertemu saudara dan keluarga merupakan hal yang sangat jarang dilakukan. Walau sangat jarang bertemu, usahakan agar ketika bertemu saudara dan teman tersebut kita menghindari kebiasaan membuka masker saat berfoto bersama. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengingatkan agar Anda tak kendor menerapkan protokol kesehatan termasuk melepas masker walau hanya satu menit demi berfoto bersama saat ini. "Foto bersama cuma 1 menit buka masker, padahal ada satu hal yang selalu mengintai kita kalau kita lengah," ujar dia beberapa waktu lalu dilansir dari Antara. Bukan hanya perlu taat mengenakan masker termasuk saat berada di luar rumah, Anda juga diingatkan tetap rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Hal ini penting dilakukan demi mencegah terkena COVID-19 dan tidak berkontribusi pada peningkatan kasus di masyarakat. Menurut Na...